Kenangan Perayaan Kelulusan

Selasa, 27 Juli 2010


Hehehe... ini photo kenangan yang didapat dari Mr. Ketut

Dari photo ini tergambar 2 hal yaitu

Pertama, masing-masing "Body" yang berkategori "langsing" (maklum atlit sungai durian...). ini menandakan apa..? Bandingkan dengan keadaan sekarang yg mungkin berat badan masing2 sudah meningkat 3X lipat .. (tentunya ada pengecualiaan....:-d ). Pak Ketut contoh yang mengalami improvement yg signifikan dari sisi 'kelangsingan' he...he...he

Kedua, photo ini menggambarkan kegembiraan sekaligus menikmati masa-masa akhir di STTM, acara pelepasan alumni... + mandi lumpur (juga memandikan instruktur dengan lumpur...he...he...he ini yang paling seru...). Sebagai informasi, ritual mandi lumpur jadi ajang pelampiasan kekecewaan sebelumnya. Masih pada ingat skandal "KMS". Dalam perjalanan bolak-balik Palembang-Sawahlunto, perjalanan menggunakan "KMS" ini menjadi perjalanan paling panjang.....hampir 24 Jam... hebat kan. BUS KMS bisa bocor bannya berulang-ulang..... siapo yang punyo GAWE... hayoo tunjuk tangan.... ketua hadir...umberto..... danto.... siapo lagi ..... (padahal semuanya terlibat dalam konspirasi 'menggebosssi' ban... wuaalah ).

Eit..ini kan alumni listrik..ngapo ado (ehem-ehem) pak dedy ini nebeng disini...

Ditunggu comment sekaligus tambahan ALBUM + Cerita di Blog ini...

Lamo indak bacarito

Kamis, 14 Januari 2010

La lamo blog iko indak di update..... taragak jugo benostalgia....

dulu.. judul nyanyian 'PADA MU NEGERI...." pokoknyo mengabdi pada nusa bangsa, sekolah, perusahaan.....

kini sebagian kawan2 sudah mulai merubah judul lagi "MAJU TAK GENTAR".....
kemajuan yang lambat...tapi tetap dicatat sebagai improvement....

kapan lagu kita akan sama.... judulnya "DISANA SENANG DISINI SENANG".....

semoga lagu ini bisa kita nyanyikan bersama2 ....akooor

EMPATI...

Senin, 01 Desember 2008

EMPATI
Sesuatu yang sederhana yang kadang luput dari pengamatan kita
By: Andy F Noya (metro tv)Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yangmenghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pulayang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atasmeja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anakmelakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.
Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akanbesar sekali bagi para pelayan restoran.
Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hariitu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuatorang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar,kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesalkarena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membukapintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yangmembuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu.
Mulailah sekarang juga.

Cover Boy Pinang Sirah Ikua

Kamis, 20 November 2008


nah.. ini dia sebagian dari rekan2 yang ikut reuni.... indak banyak barubah kok dibandiangkan jo waktu pendidikan. Tapi.... la gapuak2.. (kecek urang.. la tambah makmur).

Tambang Vs Mesin Vs Listrik

Rabu, 15 Oktober 2008


Nah ... tarik tambang yang biasanya dikuasai 'tambang' kini harus menjadi milik kolaborasi mesin dan listrik. Setelah beberapa kali 'jambol' akibat ujung tambang yang di 'kibek' di tiang basket ...oleh Pak Ajo... (tukang OYAK dari Pariaman)

Baa lo indak ka manang... ado Rahmadi (L1) yang khusus didatangkan dari Kalimantan :-d. Alun lai da Jef... yang biaso narik kapal di Teluk Bayuh... tapi kunci kemenangannya kareno motor tambang 'Ponidi' kurang latihan...dulu biaso narek DOSCO kini cuma pejet2 keybot komputer... la dak ado tenago laiii (Mak Rajo,2008). Nan kaduo, Frencki indak hadir diikuti oleh 'danton si majjuu pak....' . Akibatnyo tambang kurang tenago :-d ..... banyak la jumlah lawannyo...

Olahraga klasik ... sungai durian... lamak juo mengenang masa 'angek'....

Alumni nan jauh di mato ( Edy Amyani)


Kang Edy Amyani...... indak salah ... (itu yang muncul setelah membaca email dari Ajo). Photonya jauh beda dengan 17 tahun yang lewat ..(tantu la iyo...). Kini .... 'sulahnyo' (Ajo, 2008) la semakin tinggi :-d.

Selanjutnya terkenang masa-masa bersama beliau...

Waktu hari-hari pertama sebagai siswa STTM ... belum dapet kamar... 'dititipkan' ke kamar beliau. Hehehe...banyak nasehat dari 'senior'.
Di acara inagunasi, Rusdi CS (kawan kito juo yg DO .. nah la tekana juo ju Rusdi..dima kini beliau..) la begaya2 tarian barat (breakdance), ee kakang kito ini sibuk be'jaipongan'.

Dan prestasinya yang paling membanggakan kita semua, beliau jadi wakil alumni yang 'dibeli' perusahaan non PTBA...hebat... semoga sekaran semakin hebat.

Ayo kang, ditunggu komentarnya.....

Curhat Frencky Suebu


Ini puisi patah hati saya….
S aya ingin untuk hadir bersama saudaraku almamater tercinta.
T eriring rindu yang tak terbendung.
T ernyata tak satupun citaku terwujud ke sena.
M uka muram menyelimuti hasratku.
O mbilinlah yang menyimpan seribu satu kenangan.
M engalir bagaikan deru yang tak henti.
B ilakah kita berjalan bersama.
I mpian hatipun terasa berat.
L angkahku hilang di terjang badai.
I ngin ku hadir untuk berjumpa lagi.
N amun hasratku berkata biarkan ia pergi, STTM tetap exist.
SELALU BANGGA MENJADI BAGIAN DARI ANDA SEKALIAN – GOOD LUCK.

Zona Nyaman

Kamis, 12 Juni 2008

*** di kutip dari http://adhisaputra.wordpress.com/2007/11/16/berada-di-zona-nyaman/

Tadi malam kebetulan udara di rumahku agak panas, mungkin karena hujan yang nggak tuntas atau mungkin karena dampak dari pemanasan global yang semakin menjadi. Yang jelas tadi malam agak susah tidur, karena kepanasan (maklum ngga ada AC-nya). Seperti biasanya, kalau malam agak susah tidur aku keluar rumah sekedar duduk-duduk dilantai teras, menikmati udara segar dan melihat-lihat pot-pot bungaku yang ngga seberapa banyak (beberapa minggu terakhir ini aku punya hobby baru ngutak-utik tanaman di pot).

Disela-sela hembusan angin yang kebetulan saat itu agak kenceng, secara tidak sadar aku berpikir tentang diriku beberapa bulan terakhir ini, sepertinya tidak banyak yang sudah aku perbuat. Baik di dalam pekerjaan, di rumah atau dalam aktivitas lain, aku merasa stagnan atau bahkan aku merasa terjadi penurunan produktivitas.

Ada satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam perenunganku tadi malam, apakah saat ini aku berada di “Zona Nyaman” (padahal kehidupanku masih jauh dari nyaman), zona yang membuat manusia kehilangan fighting spirit, kehilangan motivasi untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Saat ini aku memang merasa potensi yang aku miliki saat ini tidak bisa termanfaatkan semua. Banyak waktu dan potensi yang aku miliki terbuang begitu saja, serasa semangat untuk berprestasi itu menjadi hilang dari diriku.

Seringkali manusia bisa mengeluarkan potensi yang dimilki secara maksimal ketika berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan, atau dalam bahasa lain dalam kondisi kepepet (terjepit red.). Ketika dalam kondisi seperti itu biasanya akan muncul energi potensial yang dia miliki, yang awalnya penakut menjadi pemberani, yang awalnya lemot menjadi gesit dan lincah. Tetapi sebaliknya ketika kondisi aman dan nyaman, maka energi dan potensi yang dimilki terasa tersimpan kembali nggak mau keluar.

Mungkinkah aku dalam kondisi itu??? itu pertanyaan yang sampai saat ini masih mengganjal dalam diriku. Kalau memang benar seperti itu, maka yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana mengkondisikan diri ini agar merasa berada dalam kondisi yang tidak nyaman, sehingga potensi dalam diri ini mau keluar dengan maksimal. Dengan demikian semangat untuk selalu lebih baik, selalu berprestasi, selalu berkrasi selalu ada meskipun berada kondisi yang nyaman…. semoga.

Nggak terasa waktu sudah semakin malam, sudah menjelang jam 11 malam. Aku bangkit dari dudukku masuk ke dalam rumah dengan satu kesimpulan, jangan sampai kita merasa berada di Zona Nyaman kalau tidak ingin mematikan potensi yang kita miliki, dan juga tidak ingin membunuh semangat kita untuk berprestasi. Ya Allah, semoga Engkau lindungi hambaMu ini dari FUTUR… Amien.

Piring OMPreNG

Rabu, 11 Juni 2008

Piring OMPRENG.... Kalau mau ditanya apa gunanya, nama ini bagi alumni STTM-LPPT bisa berarti banyak sekali.....

Nomor CIek :
Inyo bafungsi untuak piriang makan.... ampiah 4 tahun inyo jadi kawan kok ka makan... sayuah, pisang, nasi, 'greh' masuak sadonyo.... Apolagi kawan ambo nan namonyo DANTON... kok inyo makan tinggi nasi didalam OMPRENG samo jo tumpuk-an batubaro di Stockyard .....

Ka duo :
kok piring tabang...itu la biaso banyak di pilem-2, tapi kalu ompreng tabang..nah cuma kejadian di Sungai Durian. Indak ciek nan tabang...tapi labiah 2 lusin tabang dari lantai ampek asrama.....hehehe sia nan punyo karajo...? ayo Moel ngaku....waang dicari pak Hariyanto, pak Marno tu... :))

Nan Katigo
Selain kegunaannya untuk piring makan juga berguna untuk ....hehehe .... media untuk melampiaskan kekecewaan ..... apo lagi waktu Ponidi + Ayek CS masih berkuasa.... ampiah tiok hari si OMPRENG jadi Gendang.... kok indak satuju jo sambanyo....langsung ramai...Tapi ini budaya ini agak berkurang setelah masuk generasi LPPT...(lebih sopan....) ...mungkin juo lauknyo indak bantuak sebelumnyo.....pagi siang malam itu-itu juo. ....


Rehat setelah rapat

Selasa, 10 Juni 2008


Inilah hasil produksi 'Sungai Durian' .... tengah bergaya setelah pertemuan untuk mematangkan rencana reuni. Dengan semangat kekeluargaan antar sesama reuni, semoga rencana ini terealisasi dan sukses.

Blog ini dibuat untuk mengenang kembali masa-masa susah, senang, sedih, gembira, bahagia dan rasa2 lainnya (mirip nano-nano :-d ) semasa kita di lembaga dulu....

Semoga bermanfaat