Kamis, 12 Juni 2008
Tadi malam kebetulan udara di rumahku agak panas, mungkin karena hujan yang nggak tuntas atau mungkin karena dampak dari pemanasan global yang semakin menjadi. Yang jelas tadi malam agak susah tidur, karena kepanasan (maklum ngga ada AC-nya). Seperti biasanya, kalau malam agak susah tidur aku keluar rumah sekedar duduk-duduk dilantai teras, menikmati udara segar dan melihat-lihat pot-pot bungaku yang ngga seberapa banyak (beberapa minggu terakhir ini aku punya hobby baru ngutak-utik tanaman di pot).
Disela-sela hembusan angin yang kebetulan saat itu agak kenceng, secara tidak sadar aku berpikir tentang diriku beberapa bulan terakhir ini, sepertinya tidak banyak yang sudah aku perbuat. Baik di dalam pekerjaan, di rumah atau dalam aktivitas lain, aku merasa stagnan atau bahkan aku merasa terjadi penurunan produktivitas.
Ada satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam perenunganku tadi malam, apakah saat ini aku berada di “Zona Nyaman” (padahal kehidupanku masih jauh dari nyaman), zona yang membuat manusia kehilangan fighting spirit, kehilangan motivasi untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Saat ini aku memang merasa potensi yang aku miliki saat ini tidak bisa termanfaatkan semua. Banyak waktu dan potensi yang aku miliki terbuang begitu saja, serasa semangat untuk berprestasi itu menjadi hilang dari diriku.
Seringkali manusia bisa mengeluarkan potensi yang dimilki secara maksimal ketika berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan, atau dalam bahasa lain dalam kondisi kepepet (terjepit red.). Ketika dalam kondisi seperti itu biasanya akan muncul energi potensial yang dia miliki, yang awalnya penakut menjadi pemberani, yang awalnya lemot menjadi gesit dan lincah. Tetapi sebaliknya ketika kondisi aman dan nyaman, maka energi dan potensi yang dimilki terasa tersimpan kembali nggak mau keluar.
Mungkinkah aku dalam kondisi itu??? itu pertanyaan yang sampai saat ini masih mengganjal dalam diriku. Kalau memang benar seperti itu, maka yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana mengkondisikan diri ini agar merasa berada dalam kondisi yang tidak nyaman, sehingga potensi dalam diri ini mau keluar dengan maksimal. Dengan demikian semangat untuk selalu lebih baik, selalu berprestasi, selalu berkrasi selalu ada meskipun berada kondisi yang nyaman…. semoga.
Nggak terasa waktu sudah semakin malam, sudah menjelang jam 11 malam. Aku bangkit dari dudukku masuk ke dalam rumah dengan satu kesimpulan, jangan sampai kita merasa berada di Zona Nyaman kalau tidak ingin mematikan potensi yang kita miliki, dan juga tidak ingin membunuh semangat kita untuk berprestasi. Ya Allah, semoga Engkau lindungi hambaMu ini dari FUTUR… Amien.
1 Comment:
Setuju dgn tulisan ini...sangat realistis bahwa sekarang ini kita cenderung merasa nyaman dgn apa yang kita peroleh, namun terkadang kita lupa bahwa kemungkinan terburuk bisa terjadi kapan saja dan saking nyamannya sekarang kita lupa mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka antisipasi hal tersebut...contoh real, ya saya sendiri waktu habis kecelakaan thn 1997, betul2x adalah kondisi terpahit dalam hidup saya, kalau boleh pakai istilah dibwah titik nadir...saya habiskan waktu sejak keluar sungai durian dgn bergantung sebagai orang gajian, lupa kalau kita digaji karena secara fisik dan bathin kita sehat...sejak saat itulah saya berpikir utk memulai apa saja yang bisa mengcover kalau sewaktu2x saya sakit atau tidak bisa berakifitas, and satu lagi sekarang banyak insurance company yang menawarkan program pensiun atau life protection, dan kita berbondong-bondong membeli produk mereka dgn harapan kalau terjadi sesuatu, life style kita tetap terjaga, satu kata yang saya kutip dari rekan pengusaha di Singapore "never trust insurance!!!do your own business is better" he3x...salut utk kawan2x yang sudah keluar dari zona nyama ini...
Post a Comment